Akhir tahun, rasanya minggu terakhir di bulan desember kadar
kemalasan dateng ke kantor itu bisa nyampe 95 persen. 5 persen sisa karena cuma
pengen beli es krim glico di Family Mart. Sebatas itu aja motivasi ke kantor.
2016.
Apa ya…
2016, dibuka dengan rasa syukur karena dikasih kesempatan
buat wakilin kelompok teater Enjuku dalam program JENESYS ke Kobe. Lagi, mimpi
yang jadi kenyataan secara langsung. Terima kasih, Sensei dan pengurus yang
kasih kesempatan ini. Ketika karya anak Indonesia dihargai sama negara lain?
Susah juga mau nggak bangga.
Setelah itu, keputusan-keputusan harus aku ambil. Kerja atau
lulus kuliah? Aku sempet internship di kantor advertising yang kerjaannya aku
banget, gitu. Copywriter, dengan tema wedding
dan love story. Alhasil, aku nggak
ngerjain skripsi. Alhasil aku lebih seneng kerja di kantor dibanding harus
bimbingan sama dosen. Untungnya, di bulan April, ketika ikut lagi dalam project
pementasan di Jepang, motivasi lulus kuliah itu muncul lagi. Karna toh, mimpi aku
sepenuhnya berasal dari jurusan kuliah yang harus aku selesain tahun ini.
Harus-tahun-ini. Karena aku nggak mau bebanin biaya kuliah
lebih banyak lagi kalo harus nunda. Ini tanggung jawab aku yang udah milih
masuk kuliah dengan jurusan yang aku mau. Malu rasanya kalo akhirnya harus
nunda.
Didorong rasa malu itu, dengan kekuatan dikejar deadline,
selama dua bulan ngerjain skripsi rasanya nggak napas. Nggak sempet, ibaratnya
gitu sih. Apalagi waktu ngerjain BAB 4, dengan analisis panjang dari 45 sampel
data… itu aku nggak mikirin kapan selesai, tapi aku kerjain aja dulu, aku
kerjain siang—nggak bisa, aku kerjain malem—jadinya begadang. Sakit lah, nggak
mandi, jarang keramas, ke abang potokopian dengan rambut awut-awutan. Aku nggak
tau kenapa selebay itu ngerjainnya, mungkin karena ada beban harus selesai di
akhir bulan Juni.
Pada akhirnya, selesai. Terima kasih untuk Dosen Pembimbing
yang setiap saat aku teror, kapan bisa bimbingan, kapan bimbingan, kapan… bisa
sidang? HEU.
Mungkin itu jadi perjalanan paling berkesan di tahun ini.
Aku kenal rasanya segala hal di dalam hidup. Mulai dari kerja keras,
pengorbanan, tanggung jawab, konsistensi, dan ikhlas. Momen paling terpuruk
adalah ketika nanya ke orang tua apa bisa lulus semester ini. Kalo belum bisa,
minta maaf. Abis itu nangis. Abis itu nggak tau lagi harus ngapain. Kalo bukan
karena orang-orang deket aku yang yakinin kalo aku bisa, aku mungkin masih
nangis.
Terima kasih. Sekarang kalian yang harus berjuang, ya! Untuk
hidup, untuk orang tua, untuk diri kalian sendiri…
Terutama untuk kamu.
Perjalanan panjang ini ditutup dengan ceremony wisuda yang mengharukan. Cuma untuk bisa sampe di momen
inilah, pengorbanan berbulan-bulan itu dilakuin. Mana ada orang tua yang nggak
bangga anaknya lulus kuliah? Bayangan mereka kita bisa jadi orang yang hebat
kelak, kita bisa hidup mandiri, dan bisa berbuat banyak buat orang lain. Dan
juga, sebagai bukti atas tanggung jawab kita, nggak sedikit orang tua ngeluarin
biaya kuliah, kan?
Setelah perjalanan panjang itu, aku bersyukur bisa langsung
dikasih kesempatan untuk ngelangkah ke step berikutnya. Jadi shakaijin, ungkapan di Jepang untuk
orang-orang yang udah lulus sekolah dan mulai gabung di dunia masyarakat
sungguhan. Dalam bidang apa pun.
Kantor baru, jadi karyawan baru. Kerja dari jam 9 sampe jam
5. Tipikal orang gede. Macet di jam-jam sibuk. Ikut desak-desakan di bus
Transjakarta. Awalnya masih dinikmatin dan bersyukur sama dunia baru, nggak ada
yang ngebebanin. Tapi lama-lama mikir, apa bakal selamanya gini terus? Jauh dari
rumah dan keluarga. Ketemu sebulan cuma 2 kali.
Aku bisa bertahan sampe kapan?
Tapi bersyukur orang-orang disekeliling punya dorongan
tersendiri. Punya power yang bisa nyadarin aku kalo hal kayak gini ya wajar.
Meski nggak tau sampe kapan, asal sekarang bisa nerima keadaan dan lebih banyak
bersyukur. Apa yang didapet, apa yang dicapai. Semua itu bisa jadi motivasi
buat nunjukin ke keluarga aku bisa kasih yang terbaik buat ke depannya. Dan kebanyakan
orang akan selalu bertahan ketika motivasinya adalah kedua orang tua.
Terima kasih.
Terima kasih selalu taro aku di posisi yang bisa bikin aku
jadi orang yang lebih baik.
2016 punya step perpindahan yang masing-masing punya pola
sendiri. Ibarat metamorfosis. Dari kecebong, sampe katak muda.
Dan, halo 2017. Resolusi?
Siap jadi katak dewasa.
Dan tetep. Masih pengen tinggi.
Peluk cium peluk cium,
Rika
Comments
Avast Antivirus 2018 License Key -----------
RPG MAKER MV TORRENT -----------
Mirillis Action 2.7.2 Crack -----------
WavePad Sound Editor 7.13 Crack