Lama nggak
nulis. Ih! Hahaha sekarang udah masuk bulan maret. Artinya hampir sebulan aku
masuk kuliah di semester dua—semester yang dua kali lebih waw dari semester
pertama. Pertama, tugasnya banyak. Kedua, bobot pelajarannya. Rasanya pengen
bilang hufet tapi gimana ya, lalala
jayus.
Aku belum
cerita ya, tentang… tentang kelas C—yang sekarang kepisah-pisah. Aku kesel sih,
marah sih, tapi bingung sama siapa. Waktu aku dapet kabar kalo kelasnya diacak
di semester dua aku langsung galau, asli ini beneran galau. Jadi…
aku-nggak-sekelas-lagi-sama-anak-kelas-C? Pret aja deh.
Tapi ya
musti gimana, udah ditentuin dari sananya. Satu sisi aku seneng bisa buktiin ke
orang tua kalo aku nggak main-main kuliah ini, di sisi lain lagi… aku nggak mau
kelasnya diacak—apalagi berdasarkan rangking. Aku bersyukur kok, bersyukur
banget dapet hasil yang memuaskan. Nggak ngeluh, cuma aja… rasa nggak nyaman di
kelas baru itu mulai muncul.
Pertama,
emang dasar ya tipikal orang pinter itu menyebalkan, maunya menang sendiri,
menjatuhkan, meremehkan, nggak asik diajak bercanda, dll. Aku kesel. Kalo aku ngeluh di sini, bakal panjang
pasti, dan aku juga nggak mau ngumbar ya—cukup segitunya aja. Jadi keluhan
lebih lanjut bisa hubungi Cinta dan Cecil—dua makhluk yang entah harus aku
namain apaan.
Sejauh ini
sih, mulai membaik. Aku udah bisa haha-hihi sama anak-anak di kelas (baru). Walaupun
seringnya ketawa sama anak kelas C—yang dulu, sih. Tapi seenggaknya, lumayan
lah, ada beberapa anak-anak kelas aku (yang baru) ini ikutan ketawa-ketawa juga.
Aku nggak
nyaman, tapi berusaha menyamankan. Pernah satu hari—hari senin minggu lalu—aku rasanya
pengen nangis. Pertama, gara-gara kuis Bunpou
yang gagal (ini salah aku, aku nggak belajar). Kedua, gara-gara dosen baru yang…
ah tak terdefinisi, yang jelas aku nggak suka-pake-banget sama dia. Ketiga,
gara-gara suasana kelas bener-bener butek kayak air kolam yang udah ijo
warnanya—PENAT! Rasanya mau nangis tapi malu, akhirnya duduk diem sendirian,
bete. Padahal ya, waktu di kelas C dulu aku nggak pernah ngalamin bete sama
sekali. Serius. Kecuali kalo lagi mau dapet. Ha-ha-ha! Bete yang absurd.
Inti
dari postingan ini sih aku kangen sama anak kelas C—kelas yang istimewa
pokoknya. Emang sih kita kepisah-pisah, tapi kita masih jadi keluarga kok.
Kelas C ya tetep kelas C, kelas Mandiri, Mandiri
Daikazoku, ya kan? :’)
Kangen,
deh. Serius. Nggak bohong.
Satu lagi
yang bikin aku mulai (terlihat) sibuk di semester dua ini adalah… aku ikut BEM Jurusan
atau sebutannya HIMA. Krik. Padahal ya… aku nggak pernah ada pengalaman
berorganisasi sama sekali selama SMP/SMA, satu-satunya organisasi yang pernah
aku ikutin ya kelas, sama klub Jepang (itu pun nggak gitu formal, dan aku
ketuanya, jadi ya bisa sesuka hati).
Alasan aku
ikut HIMA ini soalnya aku pengen hidup aku lebih terorganisir. Krik. Apaan coba. Nggak kok,
aku pengen punya pengalaman. Aku pikir udah ditingkat sejauh ini kok aku nggak
pernah terjun langsung ke organisasi resmi macam HIMA ini. Mungkin ya, aku ini
tipikal manusia yang cinta kebebasan dan nggak mau dikekang peraturan atau
tuntutan apa pun. Tapi dengan aku ikutan HIMA ini aku harap aku bisa banyak
berubah. Demi masa depan. Halah. Oke ini mulai kemana-mana. Intinya aku seneng
gabung HIMA, tapi takut juga… takut nggak mampu. Semoga aja, semoga aku bisa!
Aaamiiin.
FYI, aku
di divisi Infokus loh! Hahahahaha *elus dagu* *nggak ada yang peduli* *ngurusin blog HIMA*
Udahan ah.
Baybay! Mau sih posting tentang ngebolang sama Astri, tentang Jfest UNSADA,
tentang foto-foto alay di LPM, tentang usaha keras, tentang pilihan, dll. Banyak
sih… tapi rela bagi-bagi? Krik. Bukan—bukan kok. Cuma bingung aja nggak ada
waktunya. Ehem-anak HIMA-ehem-sibuk. Krik. Hahahaha.
Baybay! Kiss
you, muuuaaah *ditendang*
Comments